Minggu, 10 November 2013

Taekwondoin Top Dunia Berbagi Ilmu di Indonesia Open


Kehadiran peraih medali emas Olimpiade 2004 Yunani, Moon Dae Sung, di Taekwondo Championships Indonesia Open (TCIO) memompa semangat para atlet muda. Salah satu atlet taekwondo terbaik Asia itu datang untuk memberikan suntikan teknik serta motivasi pada pelatih dan taekwondoin muda Indonesia.

Pria yang merajai kelas +80 kg di Athena itu terkenal karena memliki kelebihan tendangan kaki kiri Dwi Hurigi. Kedatangannya untuk memberikan demonstrasi serta coaching clinic pada para atlet dan tim pelatih di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, jumat (14/12) 2012.

"Taekwondo memerlukan kekuatan, kecerdikan dan teknik yang tinggi untuk mengalahkan lawan," tutur Moon membagi kunci kesuksesannya. "Kalian harus punya determinasi."

Moon Dae Sung mengaku cukup terkejut melihat kemampuan para peserta yang tampil diajang TCIO 2012. Kemampuan para atlet daerah dinilainya terus berkembang dan punya kualitas untuk menyamai para atlet di pusat pelatihan nasional (pelatnas). "Karena itu, harus berlatih dan terus berlatih. Mereka harus memiliki kedisiplinan tinggi," sambungnya.

Prestasi yang ditorehkan Dae Sung tidak bisa dipandang sebelah mata. Medali emas kelas berat di kejuaraan Edmonton 1999, kejuaraan Asia di Hong Kong 2000, Asian Games Busan 2002, ditambah medali emas Olimpiade 2004 membuat namanya meroket bak selebritis. Bahkan Dae Sung sempat didapuk sebagai juara IOC Award usai menjuarai medali emas Olimpiade.

Kemenangannya di babak final Olimpiade Athena 2004 pun begitu manis. Kala itu, pria berpostur 190 cm tersebut sukses menghempaskan Alexandros Nicolaidis melalui tendangan kaki kiri Dwi Hurigi. "Setinggi apapun prestasi yang sudah kalian raih, pokoknya jangan lupa untuk terus bekerja keras," imbuhnya mengingatkan.

Di tempat yang sama, Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar taekwondo Indonesia (PBTI), Marciano Norman, mengatakan TCIO memiliki empat misi utama.. Yakni, menjadi tolak ukur pembinaan nasional. Kedua, mendorong segenap Pengcab dan Pengprov untuk melahirkan atlet-atlet yang sudah diagendakan PBTI.

Lalu TCIO juga bisa menjadi media sarana evaluasi kualitas pembinaan PBTI terhadap Pengcab dan Pengprov se Indonesia. Dan yang terakhir sebagai sarana transformasi teknologi Protector Scoring System (PSS) agar atlet terbiasa bertanding sesuai aturan internasional dan World Taekwondo Federation (WTF).

Sumber: Google

Yang baca blog ini semoga bermanfaat khususnya buat anak SMAN 8 Tangerang 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar